Kita sering mendengar bahwa Latta dan Uzza adalah nama
berhala yang disembah orang kafir Quraisy. Tetapi tahukah anda siapa sebenarnya
Latta Dan Uzza?
Ternyata,
mereka adalah orang-orang sholih semasa hidupnya, namun setelah meninggal,
orang-orang kemudian memuliakan kuburnya, tidak cukup dengan pergi ke kuburnya
atau dengan alasan efisiensi dibuatlah Gambarnya.
Seiring
dengan berlalunya waktu dan bertambahnya teknologi, digantilah Gambar tersebut
dengan Sebuah Patung yang mirip dengannya dan demikian seterusnya sampai pada
puncaknya menjadikan kedudukan mereka melebihi Rosulullah Muhammad sawm bahkan
setara dengan Allah SWT dengan menjadikan mereka sebagai tempat bersandar dan
tempat meminta pertolongan. Astaghfirullahal 'Adziem
Hal
ini disebutkan dalam Kitab Tauhid Bab 21:
Berlebih-Lebihan
Terhadap Kubur Orang-Orang Soleh Menjadi Penyebab Dijadikannya Sesembahan
Selain Allah,
Dan
berikut nukilannya:
Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid,
berkaitan dengan ayat: “Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin) tentang
(berhala yang kamu anggap sebagai anak perempuan Allah) Al Latta dan Al Uzza”
(QS. An Najm, 19)
Ia
(Mujahid) berkata: "Al Latta adalah orang yang dahulunya tukang
mengaduk tepung (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji.
setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburnya."
Demikian
pula penafsiran Ibnu Abbas r.a. sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza':
" Dia itu pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah
haji."
Ini
sama dengan asal muasal kesyirikan yakni penyembahan terhadap patung
orang-orang sholih yang hidup pada jaman Nabi Nuh alaihissalam:
َقَالُوا
لاَ تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوثَ
وَيَعُوقَ وَنَسْرًا. ﴿نوح: ٢۳﴾
Dan
mereka berkata: "Janganlah sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kalian, dan janganlah pula kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd,
dan janganlah pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr." (Nuh: 23)
Di
dalam Shahih Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, beliau berkata tentang
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut:
"Mereka
adalah orang-orang shalih di kalangan kaum Nabi Nuh, lalu ketika mereka wafat
syaithan mewahyukan kepada mereka (kaum Nabi Nuh) agar meletakkan patung-patung
mereka (orang-orang shalih tersebut) pada majlis-majlis tempat yang biasa
mereka duduk dan memberikan nama patung-patung tersebut dengan nama-nama
mereka, maka mereka pun melaksanakannya, namun pada saat itu belum disembah.
Setelah mereka (generasi pertama tersebut) habis, dan telah terhapus ilmu-ilmu,
barulah patung-patung itu disembah." (*)
Bagaimana
dengan kondisi ummat Islam saat ini di Indonesia dalam memperlakukan kuburan
orang-orang sholih mereka?? Mungkin saja anda termasuk, atau minimal membiarkan
?
(*)
lihat Kitab Fathu al-Majid bab "Ma ja`a Anna Sababa Kufri Bani Adama wa
Tarkihim Dienahum Huwal Ghuluw fis Shalihin")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar